Membuka Pintu Rejeki


Dari sebuah e-book yg aku baca, ada beberapa hal yang bisa membukakan pintu rejeki bagi kita.

e-book tsb karangan Syaikh DR. Fadhl Ilahi, rangkumannya antara lain,


Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa menjadikan
beberapa sebab dan kunci untuk rizki, di antaranya:

a. Istighfar (memohon ampun kepada Allah) dan taubat
kepadaNya. Dan yang dimaksud adalah melakukan
ke-duanya dengan perkataan dan perbuatan.

b. Taqwa. Dan hakikatnya adalah menjaga diri dari
yang menyebabkan dosa atau mentaati perintah-
perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya
atau menjaga diri dari sesuatu yang menyebabkan
siksa, baik dengan mela-kukan perbuatan atau
meninggalkannya.

c. Tawakkal. Yaitu menampakkan kelamahan hamba
serta bersandar sepenuhnya kepada Allah semata.
d. Beribadah sepenuhnya kepada Allah . Yaitu
bersungguh-sungguh dalam mengkonsentrasikan
hati ketika beribadah kepada Allah .

e. Mengikuti haji dengan umrah. Maksudnya,
melakukan salah satunya lalu melanjutkannya
dengan yang lain.

f. Silaturrahim. Yaitu berbuat baik kepada
kerabat/keluarga dekat.
g. Berinfak di jalan Allah . Yaitu berinfak untuk se-
suatu yang dicintai dan diridhai Allah .

h. Memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya
me-nuntut ilmu syar'i (agama).

i. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah.
j. Berhijrah di jalan Allah . Yakni keluar dari negeri
kafir ke negeri iman untuk mencari keridhaan Allah
se-suai dengan syar'iatNya.

Sedangkan panduan untuk berbisnis dalam Islam, saya baca dari blognya Adzan Wahyu, linknya di :
http://adzan101.blogspot.com/2008/09/ini-dia-teladan-kita-abdurrahman-bin.html

Intinya antara lain :

Bagaimana Abdurrahman bin Auf bisa sangat sukses berdagang dan juga
dijamin masuk surga ?, berikut adalah yang bisa kita tiru dari beliau :

• Seluruh usahanya hanya ditujukan untuk mencari Ridhla Allah semata.

• Bermodal dan berniaga barang yang halal dan menjauhkan diri dari
barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun.

• Keuntungan hasil usaha bukan untuk dinikmati sendiri melainkan
ditunaikan hak Allah, sanak keluarga dan untuk perjuangan di Jalan
Allah.

• Abdurrahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan
hartanya, bukan harta yang mengendalikannya.

• Sedeqah telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-
sampai ada penduduk Madinah yang berkata “ Seluruh penduduk
Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya.
Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari
hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada
mereka”.

• Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal,
sehingga Ustman bin Affan RA. yang sudah sangat kayapun bersedia
menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi
setiap veteran perang Badar. Atas pembagian ini Ustman bin Affan
berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan
harta itu membawa selamat dan berkat”.

Mudah2an panduan singkat ini berguna bila kita berniat untuk membuka usaha. Amin.

Tapi yang penting juga, jangan cuma bermimpi untuk membuka usaha, tapi wujudkanlah!
seperti semboyan pak Roni Yuzirman : Take action miracle happen.

Wassalam...:)

Ikhlas dalam Ibadah

...postingan di eramuslim ini mungkin bisa menjawab satu petanyaan kita yang sering malas beribadah.

kadang kita suka bertanya "mengapa orang yg rajin ibadah tetap saja miskin, ditimpa kemalangan, bencana dsb. Sebaliknya, orang yang tidak beribadah diberi kecukupan materi, keselamatan dsb?"

ini mungkin bisa jadi jawabannya:

"Sang Raja yang Sakit"

oleh Wibowo Senin, 22 Sep 2008

Pada suatu kesempatan ketika sedang Jum'atan, seorang Ustadz bercerita dialog antara Malaikat dan Allah. Dialog terjadi berawal dari keputusan Allah yang membuat Malaikat menjadi bertanya-tanya...? Masalahnya perihal ada seorang raja yang sholeh terlihat nasibnya kurang baik. Tetapi di daerah lain ada seorang raja yang dzolim, nasibnya lebih baik dari pada raja yang sholeh tadi.

Kisahnya begini. Pada suatu ketika raja yang sholeh menderita sakit keras dan untuk bisa sembuh, seorang tabib mengatakan agar raja itu memakan ikan tertentu.bukan ikan yang biasa, masalahnya ketika ikan itu dicari.. Ternyata saat itu ikan tidak dapat ditemukan. Padahal seharusnya pada saat itu biasanya ikan sejenis itu banyak bermunculan..Tapi berhubung Allah berkehendak lain, ikan tersebut tidak muncul-muncul, akhirnya wafatlah sang raja yang sholeh itu karena tidak mendapat obat.

Namun, sebaliknya di negara lain ada raja juga mengidap sakit yang sama seperti raja sebelumnya, tapi raja yang satu ini bukan raja yang sholeh, melainkan raja yang dzolim. Lalu sang tabib pun menyarankan untuk memakan ikan yang sama sebagai obatnya. Tapi anehnya saat itu di mana ikan-ikan itu biasanya tidak bermunculan, tapi Alloh berkehendak lain..ikan-ikan itu pun bermunculan dan akhirnya sembuhlah si raja dzolim itu.

Dengan kejadian itu, Malaikat pun jadi bertanya-tanya...dan saking penasarannya, bertanyalah malaikat pada Allah " Ya Allah, kenapa raja yang dzolim itu Kau permudah urusannya, sedang raja yang sholeh itu Kau persulit hingga akhirnya dia meninggal dunia?" Lalu Allah menjelaskan "Sengaja Aku tidak memberi ikan pada raja yang sholeh untuk kesembuhannya dan Aku putuskan dia meninggal dunia, karena dengan begitu wafatnya dia Ku-anggap sebagai penggugur dosanya dari kesalahan yang pernah dia lakukan di dunia. Sehingga dia meninggal dunia tidak membawa dosa, melainkan membawa amal-amal sholeh. Karena keburukannya telah kubalas di dunia."

Malaikat melanjutkan pertanyaannya, lalu bagaimana dengan raja yang dzolim itu ya Allah? Allah pun menjelaskannya kembali "Sebaliknya untuk raja yang dzolim itu sengaja Kuberi dia kesembuhan, karena walau gimana raja yang dzolim itu mempunyai kebaikan juga di dunia dan kebaikannya Kubalas di Dunia. Sehingga pada saatnya dia nanti meninggal dunia, dia tidak akan membawa amal kebaikan, melainkan yang diamembawa hanya amal buruk karena kebaikan-kebaikannya sudah Kubalas di dunia.

Dari cerita di atas saya berfikir setidaknya kita mendapat pencerahan mengenai suatu dugaan yang salah dari peristiwa yang kita lihat atau yang kita alami sendiri, dugaan yang membuat kita bertanya-tanya kenapa Alloh berlaku tidak menguntungkan padaku padahal aku sudah ibadah...?! dan kita juga pernah melihat ada beberapa orang yang baik (sholeh/sholeha)tapi mereka dapat ujian juga tertimpa bencana alam atau musibah lain berupa sakit keras, kehilangan harta dan ada juga orang yang kecelakaan sampai cacat kehilangan anggota tubuhnya dan ada beberapa musibah lainnya.

Di sisi lain kita kadang sempat iri melihat orang yang ibadahnya biasa-biasa atau bahkan tidak ibadah sama sekali tapi kehidupannya makmur, sampai ada yang bergelimang harta, lalu kembali lagi kita menduga-duga, kenapa Alloh berlaku demikian...??? Jawabannya: Biar lah Allah berlaku sesuka-Nya pada kita dan pada hamba-hamba-Nya yang lain, karena Dia lah (Tuhan) Sang Pemilik Alam beserta isinya dan yang Maha Mengetahui apa yang akan diperbuat-Nya, kita sebagai manusia teruslah Ikhtiar dan meningkatkan ibadah tanpa harus mendikte Allah, keikhlasan kita dalam menerima segala ketentuan dari Allah, itu lah sesuatu yang teramat penting sekali! karena bila kita ridho terhadap ketentuan Allah, Allah pun akan memberikan ridho-Nya pada kita, sehingga kita akan mendapat rahmat-nya dijauhkan dari siksa api neraka yang amat pedih.

Mengenai musibah yang terjadi/menimpa, seperti itu tadi ikhlaskan saja, Insya Allah itu akan menjadi penggugur dosa yang nantinya akan mengurangi timbangan dosa di akherat dan akan memberatkan timbangan amal baik, seperti kisah raja yang sholeh di atas, dia tidak mendapat kebaikan di dunia, tapi Allah memberikan kebaikan untuknya di akherat, subhanallah.

Sura al-Baqarah : Ayat: 216 "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". Wallahu'alam bish shawab.

dari ronda semalam

Ronda memang banyak manfaatnya. Selain menjaga keamanan kampung, kita bisa juga tau cerita2 seru seputar tetangga kita (gosip bapak2 gitu lho..hehe)

dari ronda tadi malam paling tidak ada beberap point yg baru aku ketahui;

1. konflik kepengurusan pemakaman di daerahku. antar Ustadz berselisih paham mengenai pengelolaan makam. Point penting : faktor ekonomi bisa juga merusak uhkuwah _bahkan antar Ustadz sekalipun.

2. adanya seorang warga yg dianggap kesurupan. sudah disembur air jampi2 nggak mau hilang juga. ternyata cuma masuk angin (menurut seorang 'pintar' yg dipanggil oleh pihak keluarganya. point pentingnya : lagi2 faktor ekonomi, ternyata warga ini sedang berselisih paham dengan iparnya berkaitan penyakit istri serta biaya operasi yg musti dikeluarkan.

3. dapet info ada dua rumah yang mau dijual di daerahku. sayangnya lokasinya tidak terlalu bagus. ada di gang sempit. point penting: ajang kumpul2 ternyata bisa juga dapet informasi2 penting seperti ini..:)

pulang ronda jam 3an. langsung sahur bareng istri. tidur...eh bangun2 jam 10 pagi..hehe.

mascotidea Reborn


sebenarnya blog mascotidea yg berisi desain2 ini sudah lebih dulu ada sebelum blog heppy ini.
namun sempat mati suri, soalnya jarang di update dan blum ada pelanggan...hehe.

Teringat kata2 pak Roni Yuzirman agar isi blog itu lebih banyak memberi, maka konsep blog mascotidea juga saya ubah.

Isi2 desain di blog itu sekarang menjadi desain gratisan, bagi mereka yang membutuhkan bisa meminta file hires-nya dengan mengirim email ke saya.

Namun untuk desain2 lain yang lebih spesifik...tetep dikenakan biaya..hehe.
Selamat menikmati....i love design.

Finishing bertahap

hari ini selesai juga finishing satu kamar. Lebih cepat dari perkiraanku semula. Perkiraan waktu 10 hari, ternyata bisa selesai dalam lima hari. Kerja tukang en keneknya memang lumayan cepat.

berikut perkiraan biaya yang sudah aku keluarkan :
8 sak semen, @53ribu = rp.424.000
2 kol pasir putih, @170ribu = rp.340.000
1tukang rp.65ribu x 5 hari = rp325.000
1kenek rp.50ribu x 5 hari = rp.250.000
10m keramik @rp.32ribu = rp.320.000

total= rp.1.659.000,-

mudah2an ada rejeki lagi, jadi bisa selesaian finishing kamar lainnya...:)

Sebuah motivasi dari Steve Jobs


Pidato CEO Apple Computer & Pixar Animation Studios


Sambutan Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, dalam sebuah acara wisuda pada tanggal 12 Juni 2005. Semoga memberi Inspirasi. Salam SuksesMulia, Jamil Azzaini.

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara wisuda. Hari ini saya ingin berbagi cerita dalam kehidupan saya.


Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik


Saya putus kuliah dari Reed College setelah enam bulan pertama, namun saya tetap ada di kampus selama 18 bulan kemudian, sebelum benar-benar saya berhenti.

Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran ingin bayi perempuan.


Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: “kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab: “Tentu saja.”

Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi. Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah.

Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya.

Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka.

Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.

Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya.


Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga.

Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik.


Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu.

Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.


Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.

Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.


Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.


Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan.

Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi.

Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.


Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley.

Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya.

Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas.


Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia.

Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple.


Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan.

Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.

Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah.
Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya.


Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian


Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:


“Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?”

Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan.

Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.


Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor.

Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi.

Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:

Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.


Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.


Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain.
Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda.


Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan.

Semua hal lainnya hanya nomor dua. Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog”, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya.


Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin ketik, gunting, dan kamera polaroid.
Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.


Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang.
Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh).

Itu adalah pesan perpisahan mereka sebelum mereka pergi. Dan saya selalu berharap hal itu untuk saya sendiri. Dan sekarang, kalian para lulusan baru, saya mengharapkan itu untuk kalian.


Tetaplah Lapar. Tetaplah Bodoh.


(Intisari pidato ini bisa Anda dapatkan di buku Kubik Leadership : Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup, Gramedia yang saya tulis bersama rekan saya Farid Poniman, Indrawan Nugroho). Terima kasih kepada yang telah mengirimkan terjemahan pidato ini pada awal bulan Ramadhan dan telah saya edit agar lebih enak dibaca.

"Memeluk Resiko"


Kutipan ini saya ambil dari sajak berjudul "memeluk resiko" karya Robert Holden, Timeless Wisdom for a maniac Society (2005) yang saya baca di harian Kompas, senin 1 September 2008.

"Tertawa berisiko tampil konyol. Menangis berisiko tampil sentimentil. Merengkuh orang lain berisiko keterlibatan. Membukakan perasaan berisiko menampilkan dirimu yang sejati. Mengemukakan ide-ide dan mimpi-mimpimu di hadapan orang ramai berisiko kehilangan semua itu.
Mencintai berisiko tidak berbalas. Hidup berisiko mati. Berharap berisiko kecewa. Berusaha berisiko gagal. Akan tetapi, risiko tetap harus diambil. Ancaman tebesar dalam hidup adalah tidak mau memeluk risiko.
Orang yang tidak berani mengambil risiko tidak akan melakukan apapun, tidak memiliki apapun, dan bukan apapun. Dia mungkin bisa menghindari sengsara dan sesal. Tapi, dia tidak bisa belajar, merasa, berubah, bertumbuh, dan mencintai. Dia budak yang terbelenggu keyakinan.
Hanya pengambil risiko yang tidak membentengi kebebasannya."

Merenungi kutipan diatas aku jadi teringat beberapa resiko yang pernah aku ambil. Sebagian disebabkan keterpaksaan, sebagian lagi karena satu alasan konyol...bosan! hehe.

1. Aku melanjutkan kuliah ke S1 Ekonomi, agar bisa memberi contoh pendidikan ke anakku kelak. Selain faktor bosan/jenuh akan suasana kerja. Risikonya, dulu, aku yakin ilmu ini tidak akan banyak berguna di pekerjaanku. Dan sejauh ini...benar. Hehehe.

2. Aku memutuskan melamar gadis yang baru kukenal dekat empat bulan. Kalau faktor rasa cinta dikesampingkan, mungkin alasan lain, aku ingin menikah diusia yang tidak terlalu tua. Resikonya, aku ditolak atau bakalan banyak perbedaan diantara kami. Nyatanya aku semakin mencintai istri dan anakku....dulu aku mengambil keputusan tepat sepertinya..:)

3. Namun banyak juga resiko yang sejauh ini belum berani juga aku ambil. Misalnya mulai berdagang. Sepertinya, perlawananan dari hati ini masih kuat aja.
Mudah2an deh suatu hari aku berhasil mengatasi rasa minder ini....:P

mudah2an kutipan ini terus berguna untuk pengembangan diri. amiiin.